Minggu, 28 Agustus 2011

Analisis Struktur dan Makna Cerita Istri Raja Ngidam Asam Pauh Janggi

Ini adalah Lampiran dari Cerpen. Silakan Buka: 
ISTRI RAJA NGIDAM ASAM PAUH JANGGI
Ada seorang raja yang mempunyai seorang istri yang sedang mengandung. Seperti wanita pada umumnya, ketika sedang mengandung istri raja tersebut juga sedang mengidam. Kali ini sang istri raja meningidam asam Pauh Janggi. Tiba-tiba terdengar kabar istri raja tadi meninggal. Maka raja bingung, lalu ia memukul gong untuk mengumpulkan segala Hulubalang sebanyak 44 orang , tapi yang hadir jumlahnya 43, jadi satu orang Hulubalang tidak hadir. Ketika mereka sedang terlibat pembicaraan serius, tiba-tiba terdengar istri raja bergumam,
“Ah…enak rupanya tidur siang, dari pada tidur malam. Terkejutlah sang raja lalu bertanya,
“Lho, bukankah kamu mati, karena ngidam asam Pauh Janggi?”
Lalu raja dan para Hulubalang meneruskan pembicaraan perihal tentang ngidamnya istri raja tersebut.
Kabar tentang istri raja yang ngidam asam Pauh Janggi tersebar kemana-mana, hingga ke telinga raja Judah yang berada di hilir sungai. Lalu raja Judah mengirim anak buahnya pergi ke tempat raja. Di istana terlihat bahwa istri raja sudah tidak bisa apa-apa. Lalu sang raja bertanya kepada tamu yang tak diundang,
“Ada perlu apa kamu dating kemari?”
“Saya ke sini di utus oleh raja Judah. Kami mendengar kabar bahwa tuan putri sedang ngidam asam Pauh Janggi. Kami datang untuk membawa asam Pauh Janggi tersebut, namun dengan syarat harus dibuat perjanjian.” Jawab utusan itu.
“Maksudnya perjanjian bagaimana?” Tanya raja.
“Jika yang lahir nanti anak laki-laki diberi nama Wali Bakandak, tapi jika perempuan diberi nama Salindong Bulan dan harus diberikan pada raja Judah.” Jelas utusan tersebut.

Dua bulan telah berlalu, akhirnya isteri raja tersebut melahirkan. Bayinya adalah perempuan. Melihat bayi yang keluar perempuan, sang rajapun memanggil penasihatnya. Raja bertanya kepada penasehat,
“Bagaimana ini? Kalau raja Judah tahu kalau anak yang lahir adalah perempuan, pasti akan di ambilnya. Bagaimana menurut kalian?”
“Begini tuanku,” kata penasihat,”bayi yang sudah lahir ini kita simpan di tempat yang lebih tinggi. Lalu kita potong anjing, kita asapi dan ari-ari kita awetkan dengan garam. Dan kita buat kuburan, tapi yang di kubur adalah kambing.”
Demikianlah, akhirnya utusan raja Judah pun datang, mereka ingin melihat bayi. Namun raja menceritakan bahwa bayi yang lahir memang perempuan, tapi sudah meninggal, kuburannya ada. Dan utusan raja Judah pun percaya, namun tidak langsung pulang. Ia bermalam selama tiga hari. Pada malam terakhir utusan raja Judah mendengar nyanyian burung. Setelah didengar secara seksama, ternyata nyanyian burung tadi memberi tahu bahwa bayi perempuan yang baru lahir tersebut tidak mati, tetapi disimpan di atas rumah yang tinggi. Jadi tahulah dia bahwa dirinya telah dibohongi, panaslah hatinya. Lalu bapak dan ibu bayi tersebut diberi tanda pada dahi, kerena telah berbohong. Dan Salindong Bulan pun diambilnya. Tak lama kemudian mereka mau pulang sambil membawa Salindong Bulan. Di tengah perjalanan mereka heran,
“Kenapa Salindong Bulan tidak bergerak?” gumamnya.
Belum lama Salindong Bulan pun kejang-kejang, lalu meninggal. Lalu mereka mencari orang sakti untuk menghidupkan Salindong Bulan. Mereka pergi naik turun gunung, keluar masuk hutan. Akhirnya mereka menemukan jejak tikus yang besar. Mereka piker itu pasti jejak raja Tikus. Dengan nafas yang tersengal-sengal mereka memutuskan untuk mencari jalan lain. Kakanya setuju, lalu mereka berjalan lagi dan menemukan jejak kijang yang cukup besar. Lalu kakanya mengajak adinya pulang, tapi adiknya tidak mau.
“Lebih baik kita mati oleh raja kita, daripada dibunuh oleh raja Judah.” Katanya.
Mereka meneruskan perjalanan lagi dan menemukan jejak babi, lalu meninggallah kakaknya. Melihat kakanya meninggal, adiknya baca mantra, lalu kakaknya diperciki air sehingga hidup lagi. Ketika menemukan jejak trenggiling, kakaknya meninggal lagi. Lalu oleh adiknya diperciki lagi dengan air sehingga hidup lagi. Begitulah seterusnya jika bertemu dengan gajah, harimau, naga, kakanya selalu meninggal. Adiknya selalu memerciki kakanya dengar air bunga, sehingga kakanya selalu dapat hidup lagi.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan berbahaya, sampailah mereka ke negeri Maser dekat pusat air. Ketika hamper dekat dengan pusat air, berkokoklah ayam jantan sebanyak tujuh kali. Karena ayam berkokok, berkatalah orang di pusat air itu,
“Siapakan yang berani dating ke tempat kami?”
“Saya!” jawab si Adik, “Mau minta tolong , tunjukkan kepada kami tempat raja Judah!”
Lalu ditunjukkanlah jalan yang harus ditempuh untuk menuju tempat raja Judah.
Ke tempat raja Judah, Salindong Bulan dijaga ketat oleh istri raja Judah. Bahkan raja Judah berpesan jika nanti terjadi apa-apa bunyikan meriam. Ketika itu raja Judah sedang tidur, datanglah anak cupak dan dipotongnya tiang rumah buatan itu, dan berkatalah ia,
“Oh Salindong Bulan, bukalah pintu ini saya utusan ayahmu.”
Salindong Bulan membukakan pinti dan masuklah ia. Sambil bercerita, Salindong Bulan menanak nasi. Ternyata raja Judah mendengar percakapan mereka, lalu kata raja Judah,
“Siapa yang berani dating ke tempat Salindong Bulan!”
Utusan raja tersebut berpesan pada Salindong Bulan, katanya:
“Kalau saya minta air, curahkan air. Kalau saya minta api, berikan api. Dan kalau saya minta keris Majapahit, berikan keris itu.”
Lalu turunlah cupak itu, lalu dia minta air pada Salindong Bulan, lalu dicurahkanlah air itu. Lalu cupak itu minta api, oleh Salindong bulan dilemparkan api. Dan akhirnya cupak itu minta keris Majapahit. Salindong Bulan melempar keris tersebut dan akhirnya menancap pada tubuh raja Judah. Matilah raja Judah.
Setelah raja Judah mati, Salindong Bulanpun dibawanya. Mereka naik turun gunung, dan akhirnya bermalam di hutan. Sang adik berpesan kepada kakanya:
“Kalau ada melihat cahaya bangunkan saya.”
Pada waktu itu keluarlah raja Naga, Salindong Bulan diambilnya. Ketika bangun mereka tidak melihat lagi Salindong Bulan. Kemudian mereka meneliti sekitar tempat mereka bermalam, ditemukan sebuah lobang besar. Turunlah cupak tadi dengan menggunakan rotan, dan ia berpesan:
“Kalau saya goyang tali ini harus ditarik, dan kalau belum bergoyang jangan ditarik.”
Kemudian turunlah ia dan menemukan Salindong Bulan. Tapi untuk membawa salindong Bulan harus berperang dulu dengan raja Naga. Maka terjadilah pertempuran hebat dalam lobang tersebut. Dalam pertempuran yang sengit itu akhirnya raja Naga dapat dikalahkan. Maka cupak tadi dapat membawa pulang Salindong Bulan dan tujuh istri raja Naga. Atas kembalinya salindong bulan tersebut raja sangat bergembira dan mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam.
A.      Analisis Struktur Cerita Istri Raja Ngidam Asam Pauh Janggi
(a) Susunan Peristiwa Cerita Istri Raja Ngidam Asam Pauh Janggi
I.      Masa Ngidam
1.     Istri Raja ngidam buah asam pauh janggi.
2.     Istri Raja dikira meninggal, ternyata hanya tertidur siang.
3.     Raja memanggil para Hulubalang untuk membahas perihal istri raja yang sedang mengidam asam pauh             janggi.
4.     Kabar tentang istri raja ngidam asam pauh janggi terdengar sampai ke telinga Raja Judah.
5.     Raja Judah mengirim utusan dengan membawa asam Puah Janggi tersebut.
6.     Utusan tersebut datang dan mau memberi asam tersebut dengan syarat jika anak yang lahir perempuan           dan diserahkan kepada Raja Judah dan merekapun setuju.
II.    Bayi Lahir
7.     Setelah dua bulan berlalu, ternyata bayi yang lahir adalah perempuan.
8.     Raja memanggil penasehat dan meminta saran.
9.     Penasehat memberi saran agar bayi yang sudah lahir ini disimpan di tempat yang lebih tinggi. Lalu                     dipotonglah anjing, diasapi dan ari-arinya diawetkan dengan garam. Lalu kemudian di buat kuburan, tapi         yang di kubur adalah kambing. 
10.   Utusan Raja Judah datang dan menanyakan tentang kelahiran bayi.
11.   Raja mengatakan jika bayi perempuan yang lahir itu telah meninggal.
12.   Utusan raja Judah percaya, namun mereka menginap selama tiga hari di istana raja.
13.   Utusan tersebut mendengar nyanyian burung yang mengatakan jika bayi perempuan yang dilahirkan itu             masih hidup dan disimpan di atas rumah.
14.   Karena tahu telah ditipu, mereka menandai kepala orang tua si bayi dan membawa bayi tersebut pergi.
15.   Salindong Bulan kejang-kejang dan meninggal.
16.   Utusan itu mencari orang sakti untuk menghidupkan bayi Solindung Bulan.
III.   Menjemput Salindung Bulan (cupak)
17.   Mereka naik turun gunung, menemukan jejak-jejak binatang seperti, Tikus, Kijang, Babi, Tringgiling,              Gajah, Harimau, Naga. Si Kakak setiap berjumpa dengan jejak meninggal dan adiknya membaca mantra        lalu memercikinya dengan air bunga, sehingga kakaknya bisa hidup lagi.
18.   Mereka sampai ke negeri Maser dekat pusat air.
19.   Ayampun berkokok, keluarlah orang yang ada dalam pusat air.
20.   Mereka minta  tolong pada orang yang berada dalam pusat air itu untuk menunjukkan jalan ke tempat             raja judah dan orang itupun  menyetujuinya.
IV.   Di tempat Raja Judah
21.   Salindung Bulan dijaga ketat oleh raja dan istrinya.
22.   Anak cupak datang untuk membebaskan Salindong Bulan.
23.   Anak cupak tersebut bertempur dengan Raja Judah.
24.   Raja Judah meninggal karena tertusuk keris Majapahit.
25.   Cupak tersebut membawa pergi Salindong Bulan.
V.    Di Hutan dalam perjalanan pulang.
26.   Raja Naga menculik Salindong Bulan.
27.   Cupak turun kedalam lobang Raja Naga.
28.   Mereka berkelahi dan cupak menang.
29.   Ia membawa Salindung Bulan dan ketujuh istri Raja Naga pulang.
30.   Raja mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam menyambut kedatangan Salindung Bulan.
(b)   Alur Cerita
Masa Ngidam
(1)    Istri raja hamil dan mengidam buah Asam Pauh Janggi. Raja kebungungan dan berdiskusi dengan                  para Hulubalangnya mengenai hal itu. Kemudian utusan Raja Judah datang dengan membawa buah Asam        pauh janggi. Utusan tersebut membuat syarat, jika anak yang lahir perempuan wajib diserahkan kepada          Raja Judah.
Bayi Lahir
(2)    Ternyata bayi yang lahir perempuan. Raja menyembunyikan anaknya dan mengatakan bahwa anak yang         lahir itu telah meninggal kepada utusan raja Judah atas nasehat penasehatnya. Pada awalnya utusan itu             percaya, namun akhirnya kebohongan itu terkuak setelah mereka mendengar nyanyian burung. Setelah          itu utusan Raja Judah membawa pergi bayi Salindung Bulan. Dalam perjalanan ternyata bayi tersebut               meninggal dan merekapun mencari orang sakti untuk menghidupkan Salindung Bulan.
Menjemput Salindong Bulan (cupak)
(3)    Cupak, utusan dari Raja ayah Salindong  Bulan pergi untuk mengambil kembali salindong Bulan dari                tangan raja Judah. Selama dalam perjalanan mereka banyak  bertemu dengan hal-hal yang aneh. Jejak-         jejak binatang. Setiap kali bertemu dengan jejak tersebut kakaknya mati dan dihidupkan kembali dengan         air bunga oleh si adik. Karena tersesat mereka meminta tolong orang dalam pusat air di negeri Maser.
Di tempat Raja Judah
(4)    Salindong Bulan dijaga ketat oleh Raja Judah dan istrinya. Anak cupak tersebut menyusup dan bertemu         dengan salindong Bulan  namun diketahui oleh Raja Judah. Mereka bertempur dan raja Judah meninggal         Karena tertusuk keris  Majapahit yang dilemparkan oleh Salindong Bulan. Cupa membawa pergi                   Salindong Bulan dari tempat itu.
Di hutan dalam perjalanan pulang
(5)    setelah lelah dalam perjalanan pulang, cupak dan Salindong Bulan beristirahat di Hutan. Ketika sedang           tertidur lelap raja Naga menculik Salindong Bulan. Cupak masuk ke lobang sarang Raja Naga dengan            menggunakan rotan. Di sana mereka  bertarung dan dimenangi oleh cupak. Cupak membawa pulang             Salindong Bulan dan ketujuh istri Raja Naga. Raja menyambut kedatangan Salindong Bulan dengan                  mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam.
Terem
a1:   Raja
a2:   Raja Judah
b1:   Istri raja (permaisuri)
b2:   Istri raja Judah
c:     Hulubalang
d:     utusan raja Judah
e1:   Cupak Kakak (utusan raja)
e2:   Cupak Adik
f:      Salindung Bulan
g:     orang dalam pusat air (negri Maser)
h:     Raja naga
i:      burung
j:      penasehat
Fungsi
x1:   pasrah
x2:   panik, kebingungan,
x3:   cerdik, licik
x4:   setuju
x5:   berbohong
x6:   sadar
y1:   percaya
y2:   jujur
y3:   dibohongi, kesal
y4:   pemberani
y5:   penakut
y6:   hidup
y7:   mati
y8:   dihukum
y9:   ingkar janji
z1:   sakti
z2:   tulus
z3:   baik
z4:   jahat
z5:   sombong
z6:   bahagia
N=(a1+b1+c)(x1+x2) : (a2+d)(x3) :: (a1+b1+c)(x1+x4) //
     (a1+b1+j)(x3+x5) : (d)(y1) : (i)(y2) :: (d)(y3) : (y9+y8+x1)(a1+b1-1) //
     (e1)(y5+x1+y7) : (e2)(y4+z1) :: (x6+y6)(e1-1) //
     (a2+b2)(z4+z5) : (f)(z2) :: (e2)(y4+z1) : (z4+z5+y7)(a2-1)//
     (h)(x3+z4) : (e2)(y4+z1) :: (y7)(h-1) : (a1+b1+c+e1+e2+j)(z6)
Kepanikan, kebingungan dan kepasrahan raja, istrinya, dan hulubalang membuat mereka pasrah dan setuju atas syarat yang diajukan oleh Raja Judah dan utusannya yang cerdik dan licik.
Karena bayi yang lahir perempuan membuat raja, permaisuri serta penasehatnya harus berbohong dan ingkar janji dengan cara yang cerdik dan licik pada utusan raja Judah. Utusan tersebut percaya,namun setelah mendengar nyanyian burung jang berucap jujur mereka sadar dan merasa kesal karena telah dibohongi. Raja dan istrinya ingkar janji dan dihukum oleh utusan raja Judah.
Cupak yang kakak adalah seorang penakut itu sebabnya ia sering mati, akan tetapi dapat dihidupkan kembali oleh adiknya yang sakti dengan air bunga. Karena tersesat mereka meminta bantuan orang dalam pusaran air dekat negri Maser.
Raja Judah dan istrinya adalah orang yang sombong dan jahat. Mereka menawan salindong Bulan yang lugu dan tulus. Anak cupak yang pemberni dan sakti itu berhasil membunuh raja Judah.
Ketika dalam perjalanan pulang, Salindong Bulan diculik raja Naga yang jahat, namun dapat dikalahkan dan dibunuh oleh cupak yang pemberani dan sakti. Mereka pulang dan semuanya berbahagia.
(c) Fungsi
        (x1+x6+y1+y2+y4+y6+z1+z2+z3+z6) > (x2+x3+y3+y5+y7+y8+y9+z4+z5)
Fungsi kebaikan lebih besar daripada kejahatan. Pencerita ingin menyampaikan bahwa dalam kehidupan, meskipun kebaikan dan kejahatan itu sama-sama mencolok, tapi pada akhirnya kebaikanlah yang menang dan diperlukan keberanian untuk menegakkan kebenaran itu.
Pelaku
1.     Raja         : kurang bijaksana, karena selalu kebingungan dan pasrah.
2.     istri raja   : tidak ada sifat
3.     hulubalang : tidak ada sifat
4.     Penasehat            : cerdik
5.     Raja Judah : cerdik dan licik serta sombong, jahat
6.     Istri raja Judah :  tidak ada sifat
7.     Utusan raja Judah : cerdik dan licik, patuh
8.     Utusan raja (cupak) kakak : penakut
9.     Utusan raja (cupak) adik : pemberani, sakti
10.   Salindong Bulan : tulus
11.   Raja Naga : jahat.
B.   Analisis Makna Cerita
Karya sastra secara esensial merupakan penjewantahan dari kehidupan manusia baik itu secara kolektif maupun individual. Sastra dapat secara langsung menggambarkan situasi dan keadaan ketika karya itu diciptakan. Kehadiran karya sastra baik lisan maupun tulisan menjadikan kita kaya akan pengetahuan, karena dalam setiap karya sastra tersisipkan berbagai pesan yang sanyat nyata dan tak terbantahkan tentang kehidupan, kepercayaan, dan filosopi. Perkembangan pemikiran manusia dapat secara langsung terdeteksi dari setiap karya sastra.
Sastra lisan sudah tentu menjadi cerminan dari kehidupan manusia. Darinya terdapat banyak pesan dan makna yang dapat digali. Berikut ini makna yang terdapat dari cerita Istri Raja Ngidam Buah Asam Pauh Janggi.
(1) Makna Kesetiaan dan Pengorbanan
Dalam kehidupan rumah tangga suami dan istri selalu hidup berdampingan. Dalam kepercayaan dan tradisi dayak, seorang suami wajib menjaga dan merawat istrinya dari awal hamil, ngidam, melahirkan sampai empat puluh hari setelah persalinan dan itu termasuk dalam hukum adat. Hal itu yang ditunjukkan oleh Sang Raja kepada istrinya. Ia rela menyetujui persyaratan yang diajukan oleh utusan raja Judah dengan menyerahkan anaknya, padahal dalam kenyataannya itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Kesetiaan dan pengorbanan di sini lebih dispesifikasikan bagi pasangan suami istri.
Lalu sang raja bertanya kepada tamu yang tak diundang,
            “Ada perlu apa kamu datang kemari?”
“Saya ke sini di utus oleh raja Judah. Kami mendengar kabar bahwa tuan putri sedang ngidam asam Pauh Janggi. Kami datang untuk membawa asam Pauh Janggi tersebut, namun dengan syarat harus dibuat perjanjian.” Jawab utusan itu.
“Maksudnya perjanjian bagaimana?” Tanya raja.
“Jika yang lahir nanti anak laki-laki diberi nama Wali  Bakandak, tapi jika perempuan diberi nama Salindong Bulan dan harus diberikan pada raja Judah.” Jelas utusan tersebut.( IRNAPJ,hlm. 1)
(2) Kepahlawanan
Suku dayak sangat memegang teguh prinsip. Terlebih-lebih tentang harga diri. Raja yang kehilangan anaknya berusaha kembali untuk membawa anaknya pulang. Ia memerintahkan dua orang kakak beradik sebagai utusan untuk menjemput Salindong Bulan. Kedua orang ini sangat memegang teguh amanat, juga prinsip sekali maju pantang untuk mundur walaupun berkorban nyawa. Hal ini ditunjukkan dalam percakapan berikut:
Lalu kakaknya mengajak adiknya pulang,”Lebih baik aku mati oleh raja kita daripada dibunuh oleh raja Judah!” tapi adiknya tak mau.( IRNAPJ,hlm. 2)

Pencerita menginginkan bahwa sebagai orang dayak harus berani dan memegang teguh prinsip.
(3) Makna Kepribadian
Pemberani
Keberhasilan si anak cupak menculik kembali salindong Bulan dari raja Judah dan raja Naga karena ia adala seorang pemberani dan sakti. Berikut kutipannya:
            Karena ayam berkokok, berkatalah orang di pusat air itu,
            “Siapakan yang berani datang ke tempat kami?”
“Saya!” jawab si Adik, “Mau minta tolong , tunjukkan kepada kami tempat raja Judah!”(IRNAPJ,hlm. 2)

Berani dan tegas merupakan satu ciri orang pemberani. Ia akan menghadapa apa saja rintangan tanpa rasa takut.
 (4) Makna kemasyarakatan
Musyawarah
Permasalahan walaupun berat jika dipecahkan secara bersama-sama dan dibicarakan akan cepat terselesaikan. Musyawarah sanyat penting dalam hal ini. Masalah yang muncul dalam cerita ini adalah tentang istri raja yang ngidam buah langka, bayi yang lahir ternyata seorang perempuan, dan kepurusan untuk mengambil kembali Salindong Bulan yang diambil oleh raja Judah.
Raja bertanya kepada penasehat,
“Bagaimana ini? Kalau raja Judah tahu kalau anak yang lahir adalah perempuan, pasti akan di ambilnya. Bagaimana menurut kalian?”
“Begini tuanku,” kata penasihat,”bayi yang sudah lahir ini kita simpan di tempat yang lebih tinggi. Lalu kita potong anjing, kita asapi dan ari-ari kita awetkan dengan garam. Dan kita buat kuburan, tapi yang di kubur adalah kambing.” (IRNAPJ,hlm. 1)

0 comments:

Posting Komentar